Kemalingan
Di
sebuah desa terdapat sebuah keluarga yaitu keluarga Pak Jaya. Seperti biasa,
setiap malam mereka berkumpul di depan TV.
Pak Jaya : “Sena, tumben jam segini kamu nggak berangkat ngaji di
masjid.”
Elmo : “Bapak ini gimana sih?kan sena lagi
hujan.”
Bu Mela : “Elmo,kan bisa pakai payung.”
Sena : “Iya aku berangkat kok.nanti pakai
payung.”
Pak Jaya : “Ya sudah, cepet berangkat keburu telat.”
Sena : “Iya, Pak, sebentar.”
Bu Mela : “Elmo, kamu nggak berangkat pengajian pemuda?”
Elmo : “Nggak, Bu. Hari ini pemuda ada jadwal ronda bersama.”
Pak Jaya : “Ya sudah kamu juga siap-siap berangkat.”
Bu Mela : “Jam segini berangkat? Biasanya ronda kan jam 12 malam,
Pak?”
Elmo :“Nggak apa-apa, Bu. Kita mau kumpul bareng dulu,hehe.”
Sena : “Pak, Bu, Sena berangkat ya. Assalamualaikum.”
Elmo : “Elmo juga ya. Assalamualaikum.”
Pak Jaya : “Oke. Wa’alaikumsalam.”
Bu Mela : “Hati-hati ya, Nak!”
Setelah anak-anak keluar rumah...
Bu Mela : “Pintu rumah sudah dikunci semua belum, Pak?”
Pak Jaya : “Sepertinya sudah, Bu. Memangnya kenapa?
Bu Mela : “Anu,Pak. Ibu takut sama peristiwa kemalingan seperti 2 hari
yang lalu yang menjadi korbannya rumah
Pak Jodi. Kejadiannya sih jam 11 malam. Mereka kehilangan barang-barang dapur.”
Pak Jaya : “Astaga. Dasar maling. Pintarnya sembunyi-sembunyi lewat pintu
belakang, pas udah pada tidur lagi. Hih!”
Bu Mela : “Ya iyalah, namanya aja maling. Masak maling mau dateng pas
pada ngumpul bareng terus ketok-ketok pintu depan rumah sambil bilang “Permisi,
saya mau mencuri barang Anda” nggak mungkinlah.”
Pak Jaya : “Haha, iya sih, Bu.”
Bu Mela : “Ya sudah, Ibu mau tidur dulu, ngantuk.”
Pak Jaya : “Oke, Bu. Bapak tiduran di sini dulu sambil nunggu
anak-anak pulang.”
Bu Mela : “Iya dan jangan lupa jaga rumah.”
Pak Jaya : “siap.”
Setelah pukul 21.00, Sena pulang dari
masjid.
Sena : “Loh, kak Elmo
belum keliling ronda?”
Elmo : “Belum, Sen. Lagian masih jam 9 kok. Nanti keliling pas sudah jam 11.”
Sena : “Masih lama ya. Ya sudah, Sena pulang duluan ya,
Kak.”
Elmo : “Sip. Hati-hati di jalan ya.”
Sena : “Iya.”
Sesampai di rumah...
Sena : “Assalamualaikum.”
Pak Jaya : “Wa’alaikumsalam. Sudah pulang, Nak?”
Sena : “Sudah, Pak, Sena istirahat dulu ya.”
Pak Jaya : “Iya silakan.”
Maling mulai muncul di sekitar rumah
Pak Jaya yg dekat dengan pos ronda...
Elmo :” anda siapa?”
Maling : “saya dari desa tetangga, mau cari angin
dulu”
Elmo : “oh ya silahkan”
Setelah maling meninggalkan pos
ronda...
Maling : “Itu rumah belum dikunci deh pintu depannya. Coba ah
masuk, siapa tau ada barang berharga.”
Gubraaakkk!!
Bu Mela : “Siapa itu? (keluar
dari kamar) Loh kok kotak perhiasanku hilang? Tadi kan masih dilemari.Jangan-jangan ada maling yang masuk.
Pak..pak..maling pak..”
Pak Jaya : “Maling? Kemana sekarang?”
Bu Mela : “Sudah pergilah. Kotak perhiasan ibu hilang.”
Elmo : “Loh itu kenapa pintu rumah terbuka? Jam segini kan
udah pada tepar. Kok ada orang lari keluar dari rumah? Jangan-jangan....
maliiiingggg!!! Heh maling, jangan lari kau.”
Maling : “Siapa kau? Berani-beraninya
melawan saya. Ini bukan urusanmu!”
Elmo : “Rumah
yang kamu maling itu rumah bapak saya.”
Pak Jaya : “Heh maling kembalikan kotak perhiasan istriku.”
Bu Mela : “Masak kamu maling laki-laki mau memakai perhiasan
perempuan?”
Elmo : “Berikan kotak itu atau saya telponkan polisi? Cepat
serahkan.
Maling : “Iya, saya serahkan ini. Tapi jangan bawa saya ke kantor
polisi”
Sena : “Dasar maling nggak punya nyali, penakut.”
Bu Mela : “Sudahlah, Sena. Bagus dong kalau gitu.”
Elmo : “Dasar penipu. Perbuatan kamu itu sangat melanggar
aturan dan berdosa.”
Maling : “Iya. Sekali lagi saya minta maaf untuk semuanya.”
Sena : “Sudah sana kamu pulang. Mulai besok jangan jadi
maling lagi! Masih banyak kan pekerjaan yang bisa kamu kerjakan supaya
kamu mendapat uang? Mencuri bukan jalan satu-satunya untuk mendapatkan uang. Masih
banyak usaha yang bisa dikerjakan.”
Maling : “Iya, saya mengerti. Maafkan saya. Saya berjanji tidak
akan menjadi maling lagi.”
Pak Jaya : “Baguslah. Lanjutkan!”
Elmo : “Ya sudah cepat kamu pulang. Inget yaa jangan maling
lagi!”
Maling : “ya, saya berjanji. Permisi.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar